Selasa, 11 Oktober 2011

Ini Untukmu, Anakku!

Terik mentari tajam sengat kulit langsat
sejurus kau sapu itu keringat
hilang sudah debu yang lekat-lekat
menyipit matamu menengadah mengharap
barang sepeserpun kau dapat

Ibu, sudah lunglai pijak kaki
pada bebatu tajam itu
biar dirimu istirahatkanlah dahulu
barang sebentar sahaja 

Ah, tidak
waktu jua tak menunggu mengasihani diri
biar saja peluh kau bawa sampai
pada meja kelas kumuh itu
di kampung-kampung, anak kampung butuh ilmu
dan kau butuh uang
untuk bekal anakmu sekolah
bukan dikampung 
tapi di kota yang barang tentu punya tarif mahal.

Ibu, ku tahu kau sembunyikan itu peluh
agar aku enak makan enak tidur
tanpa harus mengibamu
biar begitu aku tahu kau pulang senja,
langsung saja kau menghempas tidur
sampai kau lupa mengganti pakaianmu

Pamoyanan, 26 September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar